2 tahun menjelang dan semua orang berbahagia

Kamis, 31 Desember 2009

0 komentar
Mungkin kita semua ingat dengan betapa hebohnya fenomena film 2012 sekitar 1 bulan yang lalu? dimana isu kiamat yang akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012 menjadi suatu hal yang sangat ramai dibicarakan disana-sini dan menimbulkan kontroversi serta kecemasan di masyarakat. Bahkan reaksi keras pun bermunculan di masyarakat, seperti terjadinya 'pengharaman' terhadap film 2012, dan juga sejumlah liputan eksklusif di televisi lokal yang ramai-ramai memberitakan perihal ramalan dari suku Maya tersebut.

Penggambaran kiamat di film itu memang mengerikan, terlepas dari kualitas efek visual murahan yang sangat kontras dengan yang dipakai di Avatar, terang saja menimbulkan kecemasan. Ditambah lagi justifikasi dari pembuktian ilmu pengetahuan bahwa badai matahari yang disinyalir menjadi penyebab terjadinya kiamat tersebut memang benar adanya terjadi dan akan mencapai puncak aktivitasnya pada tahun 2012. Sontak masyarakat pun dilanda kecemasan mengenai bagaimana nasib umat manusia di tahun 2012 nanti, dan turut pula beramai-ramai instansi pemerintah terkait berusaha setengah mati lewat media televisi menenangkan masyarakat dengan berdalih bahwa badai matahari hanya akan berdampak pada transmisi siaran radio semata dan tidak akan menimbulkan efek sedahsyat di film itu.

Tapi masyarakat malah tetap asik menakuti diri mereka sendiri dengan membeli Buku Kiamat 2012 di toko buku.

Hal yang menarik justru terjadi di malam pergantian tahun kemarin. Di tengah badai kontroversi serta kecemasan mengenai bagaimana nanti nasib umat manusia di tahun 2012, masyarakat justru tetap asik berpesta pora merayakan pergantian tahun, yang seharusnya bagi mereka yang 'mengimani' kisah 2012 itu dengan kecemasan merasa bahwa waktunya kian dekat, lalu kenapa mereka masih bisa bergembira menghadapi sesuatu yang kian dekat?

Saya bukan orang yang begitu peduli dengan hal itu, kenapa karena saya meyakini kiamat pasti akan datang, cepat atau lambat, dan ketika itu terjadi maka terjadilah, tidak ada yang dapat kita lakukan. Namun buat sebagian besar masyarakat umum yang meyakini kebenaran 2012 itu, bukankah euforia tahun baru ini menjadi suatu moment yang kontradiktif dengan 'keimanan' mereka terhadap apa yang akan terjadi 2 tahun mendatang?

Ini sangat menarik dan sangat perlu dipantau, apakah euforia tahun baru juga akan terjadi di pergantian tahun 2011 ke 2012? Apakah kecemasan masyarakat mengenai ramalan 2012 sifatnya musiman dan hanya tersulut karena film dengan efek visual murahan tersebut, dan rasa cemas serta ketakutan tersebut akan pudar seiring hilangnya film tersebut dari peredaran?

Kita lihat saja 2 tahun lagi..

Toilet dan tiket kereta

Selasa, 29 Desember 2009

0 komentar
kemarin siang saya bertolak ke kota kembang Bandung, mengunjungi si Gentong* yang sedang mengumpulkan tugas akhirnya semester ini, sekalian bermaksud menjemputnya pulang untuk liburan tahun baru ini.

Seperti yang tentunya kita sama-sama ketahui, ada sejumlah alternatif kendaraan untuk bertolak ke kota kembang itu sekarang, tidak lagi terbatas pada kereta api saja seperti ketika belum adanya ruas tol cipularang yang terkenal karena sering anjloknya itu. Maka muncul sejumlah opsi kendaraan yang saya gunakan untuk pergi ke Bandung siang itu,

1. Mobil Pribadi (si volvo ciamik B 8154 ZC)
Tentunya opsi ini adalah yang paling nyaman, tidak perlu repot-repot berpikir bagaimana bepergian nanti di kota bandung sana, dan tentunya bisa seenak jidat menentukan jadwal keberangkatan, mau mampir dimana dulu dan hak-hak preogratif lainnya yang tidak akan ditemukan di opsi lain. Meskipun begitu, pilihan ini tidak rasional secara biaya, mengingat konsumsi bensin si volvo ciamik yang 1 berbanding 4, which means untuk menempuh jarak ke Bandung yang kurang lebih 120 km, dia akan menghabiskan sekitar 30 liter bensin, dikalikan 4500 menjadi sekitar Rp 135.000,- untuk sekali jalan. Belum ditambah tol sekitar 40.000 dan bensin selagi berputar-putar di dalam kota Bandung yang pada akhirnya saya bisa mengeluarkan Rp 400.000 - Rp 500.000 sendiri untuk transport, padahal keadaan ekonomi pribadi sedang berat mengingat akhir bulan. Akhirnya opsi ini pun saya coret.

2. Travel (si X-Trans Pancoran)
Ini opsi yg lumayan nyaman sebenarnya, dengan waktu tempuh normal sekitar 2,5 jam dan biaya tiket sekitar 70 ribu sekali jalan, maka ini opsi yang realistis dari segi biaya. Kelemahan dari opsi ini adalah bahwa ini adalah holiday season yang berarti ruas cipularang pastinya macet berat dan yang paling penting adalah absennya fitur toilet di moda transportasi ini, padahal hari itu entah kenapa hasrat untuk menuruti panggilan alam sedang gencar-gencarnya. Atas pertimbangan itu akhirnya opsi ini pun turut dicoret.

3. Kereta (Parahyangan dan Argo Gede)
Pilihan yang paling klasik. Moda transportasi ini sebenarnya sudah banyak ditinggalkan orang tapi karena paling realistis dari segi biaya dan disediakannya fitur toilet di dalam kendaraan maka akhirnya saya pun memilih memaki transportasi ini. Waktu tempuhnya lebih panjang 30 menit dibandingkan travel, tapi yang pasti bebas macet karena tidak melewati ruas cipularang (ya iyalah).

Dengan bermodal uang 60 ribu rupiah, saya kemudian membeli tiket kereta Argo Gede yang berangkat pukul 11.42. Sekitar 30 menit saya menunggu dan tepat pukul 11.42 kereta Argo ini pun segera meluncur menuju kota Bandung dari stasiun Jatinegara. Wow, hebat sekali akhirnya ada juga transportasi umum di Indonesia yang tepat waktu, tidak seperti transportasi umum pada umumnya.

Sekitar 40 menit perjalanan, alam pun memanggil saya untuk menuntaskan hasrat yang terpendam di toilet terdekat. Pada awalnya tidak berharap banyak sebenarnya dengan toilet di kereta karena ada ratusan penumpang per harinya, saya tidak berharap akan toilet yang bersih, yaa setidaknya bekas-bekas produk buangan manusianya sudah tersapu bersih lah.

Lagi-lagi saya tercengang, wow! Toilet Argo Gede yang saya naiki adalah toilet kereta paling bersih yang pernah saya kunjungi seumur hidup saya. Saya sampai terharu, akhirnya ada juga toilet umum yang bersih di Indonesia raya ini. Lantainya bersih, tidak bau (bahkan wangi seperti habis disemprot pewangi ruangan), perkakas toiletnya pun lengkap dari tissue sampai kaca! Saya sampai betah berlama-lama di dalam toilet kereta itu!

Namun hal yang kontras kemudian saya rasakan saat perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta. Kali ini saya tidak naik Argo Gede, tapi naik Parahyangan kelas eksekutif. Dengan harga tiketnya yang terpaut 10 ribu rupiah saja (Argo Gede 60 ribu, Parahyangan Eksekutif 50 ribu), saat baru menaiki kereta atmosfer yang jauh berbeda dengan Argo terasa sekali. Gerbongnya terasa kumuh dan kotor, ditambah bau-bau tidak sedap. Apalagi toiletnya yang kemudian saya hanya bisa komentari,

"Akhirnya ketemu juga toilet yang Indonesia banget!"

Kotor, jorok, bau dan menjijikkan.

Kenapa ya hanya gara-gara harga tiket yang terpaut 10 ribu saja toiletnya bisa sebegitu kontrasnya? Apakah sesulit itu memelihara kebersihan toilet umum?

Gara-gara melihat kondisi toilet made in Indonesia itu pun, saya mengurungkan niat untuk menuntaskan hasrat terpendam yang sudah tertahan sekian lama di dalam perut. Mungkin 10 ribu beda harga Argo dan Parahyangan memang ditujukan untuk maintenance toiletnya kali ya? 

90 minutes of circus

Senin, 14 Desember 2009

0 komentar
Lampu tembak bersinar menyorot kemana-mana nampak terlihat dari depan pagar menuju ke daerah Barel samping kampus UI sejak beberapa minggu belakangan ini.

Ada apa ya disana?

Mendengar dari mulut ke mulut, ternyata sedang ada pertunjukan sirkus di daerah Margonda sana, sekitar samping Margonda Residence yang terkenal dengan kisah Ryan si penjagal itu.

Sirkus? Wow!

Selama ini saya cuma tahu sirkus dari film saja, that's it. Suatu kesempatan yang langka dan mungkin once in a lifetime karena tidak pernah sepanjang 20 tahun, hampir 21 tahun saya hidup pernah mendengar bahwa ada pertunjukan sirkus, setidaknya di daerah sekitar tempat saya beraktivitas. Kalaupun ada, paling sekedar sirkus-sirkusan, bagian dari pasar malam yang biasanya digelar di tempat-tempat yang tidak terduga, dan bukannya sirkus keliling yang memang benar-benar menyelenggarakan acara sirkus seperti yang saya sering lihat di film-film.

Pertunjukannya sendiri dimulai pukul 19.30, tapi dari sekitar pukul 17.00 antrean tiket masuk sirkus sudah luar biasa panjang, begitu pula orang-orang yang berkumpul disekitar situ, dari calon penonton, petugas keamanan sirkus, pedagang makanan sampai tukang parkir makin menyesaki pelataran tempat loket yang sempit.

Bersama Dinda Sarasannisa, saya mengantre loket yang tidak kunjung buka sampai sekitar setengah jam lamanya. Meskipun harga tiket lumayan mahal (untuk yang kelas 1 sekitar 35ribu), saya tetap maju tak gentar, kapan lagi bisa lihat sirkus?

Setelah sekitar 30 menit mengantre dengan penuh kesabaran, sambil berdesak-desakan dan kepanasan bersama ratusan orang lainnya, akhirnya saya mendapatkan tiket itu, finally!

Masuk ke arena sirkus, saya merasa tempat ini benar-benar seperti yang tergambar di film-film, penuh dengan tenda kerucut garis-garis warna-warni, tiang-tiang tinggi tempat aksi akrobat dan tentunya kandang tempat binatang-binatang pertunjukan. Wow! Pengalaman yang luar biasa buat saya..

Dengan durasi sekitar 90 menit, saya disuguhi berbagai atraksi, dari anjing pudel sampai dengan atraksi harimau, dari atraksi balet di udara hingga aksi bersepeda dengan 10 orang. Aksi akrobatiknya pun luar biasa mengagumkan.

Yaa, mungkin ini juga karena saya gak pernah liat yang begitu waktu kecil :)

Tapi saya merasa 35rb yang saya keluarkan benar-benar worth it, suatu pengalaman yang belum tentu bisa saya dapatkan lagi, meski nanti sudah tua. What an experience!



Indonesiakan English

Minggu, 13 Desember 2009

3 komentar
Familiarkah Anda semua dengan kata-kata berikut?

1. online
2. tweet
3. download / upload

Pastinya kata-kata di atas merupakan kata-kata yang sangat lazim kita tulis, ucapkan atau setidaknya dengar di sekitar kita seperti,

"woy, online dong nanti malam. gue mau tanya-tanya materi ujian besok"

oke, meskipun kalimat di atas bukan kalimat baku bahasa Indonesia, tapi ada satu kata asing yang menyasar ke kalimat bahasa indonesia percakapan itu yaitu kata online.

Berikutnya, familiarkah Anda dengan kata-kata berikut?

1. Daring
2. Berkicau
3. Unduh / Unggah

Pastinya kata Daring merupakan kata yang paling tidak familiar di telinga kita. Apa hubungan kata Daring dengan penjelasan kalimat di atas?

Online dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata Daring.

coba sekarang kita masukkan kosakata yang tidak familiar itu ke dalam kalimat yang tadi kita bahas,

"woy, daring dong nanti malam. gue mau tanya-tanya materi ujian besok"

Terdengar janggal bukan? Ya memang janggal.

Lantas, apa yang salah? Padanan kata di Bahasa Indonesia-nya kah? Ataukah memang karena kita telah terbiasa menggunakan kata-kata asing dalam keseharian kita?

Membingungkan juga.

Tidak hanya itu, jika kita memperhatikan padanan kata tweet, bagi kita yang suka menggunakan twitter, bahwa arti kata tweet dalam bahasa Indonesia memang berkicau.

Secara filosofis dalam penggunaan layanan jejaring sosial twitter, makna berkicau memang tidak salah karena twitter memang merupakan layanan jejaring sosial yang mengajak para penggunanya untuk "berkicau", tetapi seiring penggunaan twitter oleh masyarakat Indonesia yang semakin tinggi, bukankah seharusnya kita sudah mulai berpikir mengenai apakah padanan kata tweet yang paling tepat dalam konteks tweet dalam twitter.

Kembali ke masalah daring tadi. Mengapa kemudian kata-kata ini sangat tidak familiar di telinga kita? Karena pemerintah sendiri sebagai pihak yang seharusnya melakukan sosialisasi kosakata baru ini kepada masyarakat juga urung menggunakan kosakata baru ini.

Buktinya?

Coba buka www.jembranakab.go.id yaitu sebuah situs pemerintah kabupaten/kota Jembrana yang terletak di Pulau Bali. Kemudian cermati judul dari web tersebut, dan apa yang akan kita temui?

Jembrana Online.

Ya betapa disayangkan memang bahwa penggunaan kata ini bahkan belum familiar di kalangan pemerintahan itu sendiri. Bahkan yang lebih parah lagi, apabila Anda membuka pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ yang memakai judul web Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, kemudian coba Anda masukkan kata kunci Daring dalam kotak pencarian, maka kata Daring tidak akan Anda temukan dalam KBBI tersebut.

Aneh ya?

Saya bukanlah ahli bahasa, tapi memang padanan kata dan penggunaan istilah baru yang tidak familiar di telinga kita dalam usahan Indonesianisasi Bahasa Inggris saya rasa harus lebih disosialisasikan lagi. Kalau tidak, jangan salahkan kami generasi muda kalau kita suka memakai bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia :)

Lonely Saturday Night Activities

Sabtu, 12 Desember 2009

0 komentar
It wasn't that bad at all, seriously!

Awalnya saya berpikir, malam minggu sendirian di rumah? Suatu hal yang hampir tidak pernah saya lalui selama beberapa waktu belakangan ini. Entah itu karena kesibukan akibat ada tugas atau pekerjaan yang harus saya lakuan di luar, ataupun sekedar keluar untuk merasakan gegap gempita malam minggu di pusat-pusat keramaian di sekitar Jakarta.

Tapi hari ini saya memutuskan untuk stay di rumah dan menikmati malam minggu saya seorang diri. Bukan tanpa alasan juga sebenarnya, tapi ini juga dikarenakan badan saya yang kurang fit hari ini sehingga akhirnya memaksa saya untuk mengurungkan niat bepergian keluar.

Sekitar jam 7, saya mulai gelisah. Seharian di rumah tanpa ada pekerjaan yang jelas kecuali menimbun lemak dengan berbagai makanan sambil menonton televisi membuat saya bosan. Maka mulailah saya bergerak untuk mencari kesibukan.

Berikut beberapa contoh kesibukan yang saya lakukan di malam minggu ini,


Kesibukan #1 : Mencari Osim Slimming Belt
Mengingat perut saya yang semakin membuncit belakangan ini akibat pola makan yang tidak terkontrol, saya mulai berpikir untuk menggunakan alat yang selama ini saya hina-dina penggunaannya karena saya anggap suatu alat yang membuat orang menjadi malas.

Yaa, tapi apa boleh buat, tidak ada waktu untuk berolahraga belakangan ini.

Mulailah saya membongkar isi lemari ibu saya, berharap menemukan barang ini, barang yang sebenarnya milik ibu saya. Mencari kesana kemari dan berusaha menemukan alat ini dan akhirnya saya temukan.

Sensasi pertama memakainya, wow! Saya langsung menggunakannya selama sepuluh menit (seperti yang dianjurkan dalam manual book) dengan turut juga mengaktifkan fitur pemanas yang katanya bisa menambah efektifitas alat tersebut untuk membakar lemak di perut.

Wow, ini sepertinya bisa jadi cara yg ampuh untuk melumerkan timbunan lemak saya :P





Kesibukan #2 Mulai Angkat Barbel
Setelah disibukkan dengan memakai Osim Slimming Belt, saya kemudian kembali ke sofa ruang tengah dan menyalakan televisi yang ternyata sedang menayangkan Terminator 2 : Judgement Day. Tentunya kita semua tahu siapa yang jadi Terminator disitu, yap Arnold Schwarzenegger. Entah kenapa melihat dia saya merasa minder dengan diri saya.

Badan saya < Badan Arnold







Tidak bisa terima dengan kenyataan itu, saya pun buru-buru ambil barbel di kamar dan membawanya ke ruang tengah. Sembari menonton Terminator, saya pun mengangkat barbel seberat 8 kilogram, berharap pada saatnya nanti,

Badan saya > Badan Arnold

ya atau setidaknya,

Badan saya = Badan Arnold


Yaa itulah beberapa kesibukan saya di malam minggu ini, tentunya banyak lagi kesibukan yang lain di malam ini yang entah mengapa membuat saya menikmati malam minggu ini dengan ceria :) Ternyata malam minggu sendirian itu menyenangkan juga, sepertinya saya harus coba lagi kapan-kapan.

Internship Program for this holiday!

Selasa, 08 Desember 2009

0 komentar
Akhirnya setelah sekian lama gak membuat posting baru, saya kembali terdorong untuk kembali memulai..

Tinggal 2 minggu menuju akhir semester 5, 2 minggu menuju akhir (sementara) dari semua deraan tugas dan kewajiban-kewajiban akademis. Akhirnya...

Tapi tidak hanya itu yang saya pikirkan (tentunya selain pikiran bagaimana menghadapi UAS yang sangat kejam seminggu lagi), yaitu pikiran apa yang akan saya lakukan selama liburan semester nanti yang akan saya jalani sekitar 1,5 bulan itu? Apa yang saya akan kerjakan di waktu kosong selama itu?

Harus produktif.

Itu yang menjadi prasyarat pertama mengenai apapun yang akan saya kerjakan di liburan semester ini. Tidak boleh lagi bermalas-malasan dan cuma menghabiskan uang dengan kegiatan hura-hura bersama teman-teman, tapi harus mulai berpikir sesuatu yang lebih produktif. Sesuatu yang menghasilkan. Tidak harus berupa uang, tp bisa juga menghasilkan pengalaman-pengalaman yang akan berguna bagi saya ke depannya.

Pertanyaan berikutnya adalah, kegiatan produktif macam apa?

Magang, itulah satu-satunya yang terlintas di pikiran saya. Saya harus magang liburan ini, sudah terlalu lama rasanya rencana itu selalu tertunda karena adanya semester pendek, proyek-proyek pekerjaan kecil-kecilan bersama teman dan lain-lain, tapi sekarang saya sudah mantap, apapun dan dimanapun saya harus magang demi mendapat pengalaman di dunia kerja yang sebenarnya.

Saya sangat tertarik untuk mencoba magang di advertising agency karena memang itu tujuan akhir saya dalam berkarir nantinya. Mencoba mencari info kesana kemari, saya menemukan list beberapa agency yang kira-kira memungkinkan untuk saya magang pada liburan ini, dan mulai besok, saya akan memulai bergeriliya untuk mengirimkan resume kepada agency yang ada di list tersebut. Saya harus siap, untuk memulai lembaran pengalaman baru dalam hidup saya di dunia kerja.

Semoga harapan saya untuk magang pada liburan ini tidak tertunda lagi, dan ada agency yang mau menerima saya :)

Experiences help people to achieve something greater than he had before