Orangtua bukan Dewa dan anak bukan kerbau

Rabu, 01 Desember 2010

2 komentar
Dalam prinsip hierarki keluarga kita mengenal istilah-istilah yang sebenarnya memberikan pangkat tertentu dalam sistem rumah tangga. Tujuan dasarnya adalah pembagian peran dan tugas masing-masing dalam sistem tersebut. Kita mengenal istilah ayah yang berperan sebagai kepala keluarga, dan bertugas mencari nafkah, ada juga ibu yang berperan sebagai pengurus rumah tangga dan bertugas menata kehidupan rumah tangga yang ada. Kita juga mengenal peran seorang anak, yang berperan sebagai sub-ordinat terbawah dalam sistem ini dan bertugas mengenyam pendidikan.

Konsep hierarki ini dapat dipahami sebagai sesuatu yang tidak sejajar karena secara bawaan mereka yang menyebut dirinya orangtua memegang sebuah hak yang sangat istimewa. Oleh agama, mereka diberikan sebuah kekuasaan yang sangat luas dan kebebasan untuk bertindak secara otoriter. Layaknya sebuah negara, menjadi kebebasan bagi mereka yang lebih kuat untuk memilih apakah kemudian akan tetap bersikap otoriter atau beralih menjadi negara yang demokratis, atau malah berpura-pura demokratis dengan agenda tertentu.

Berkedok aturan-aturan normatif seperti "jangan melawan orangtua nanti kamu durhaka", anak diposisikan sebagai sub ordinat yang tidak selayaknya membantah. Harus menurut seperti kerbau dan mendewakan orangtua selayaknya Tuhan yang selalu benar. Vox populei vox dei tidak berlaku dalam sistem rumah tangga, yang ada adalah vox parentes vox dei, suara orang tua adalah suara Tuhan, mereka ditempatkan selayaknya kaisar Jepang yang merupakan penjelmaan dari Tuhan.

Secara historis memang mereka memiliki jasa dalam melahirkan dan membesarkan kita, namun bukankah kita terlahir dengan tujuan tertentu yang memang diatur oleh Tuhan? Jika kaum feminis saja bisa meminta persamaan hak dengan kaum pria, mengapa hingga era modern seperti ini kekuasaan yang terlalu luas seperti itu pada orangtua masih saja tidak dapat dibantahkan?

Kini jika orangtua dan anak bermasalah, selalu anak yang harus mengalah. Mengalah dan kalah.
Padahal tidak jarang pula orangtua yang salah dan selayaknya meminta maaf. Selayaknya budak, anak harus menempatkan dirinya menghamba, meminta maaf, disaat orangtua selayaknya juga berkaca, sudahkah saya sesempurna itu?

Kita anak diikat oleh ikatan yang disebut ikatan finansial. Kita belum bisa mandiri, masih diberikan sumbangan oleh mereka yang menjadi leverage mereka dikala kita bermasalah. Selayaknya negara adikuasa yang menekan negara berkembang, "paket bantuan ekonomi" ini seringkali dijadikan alat tawar yang efektif dalam menekan kita dalam posisi di rumah. Sebuah kekuasaan yang mereka dapatkan karena mereka lahir lebih dahulu dari kita, bukan karena mereka memang pasti lebih hebat dari kita, hanya belum saatnya bagi kita untuk terlepas dari jerat "paket bantuan ekonomi" itu. Saat kita mandiri, dan pasti kita akan mandiri, akan tiba saatnya berbalik paket itulah yang kita berikan ke mereka. Melihat hubungan yang mutual seperti ini, seharusnya mereka sadar, bahwa kekuatan ekonomi mereka di masa ini adalah investasi untuk diri mereka sendiri di masa mendatang, investasi yang diberikan lewat kita.
Terdengar egois bukan mendengar kata investasi? 
Seharusnya mereka sadar investasi tersebut, dan selayaknya investasi tidak seharusnya mereka menempatkan diri mereka dalam posisi bargaining yang tinggi saat ini untuk menekan kita, jika tidak ingin berbalik di kemudian hari. Dan kita pada saatnya nanti, tidak akan berinvestasi kepada mereka, kita hanya akan benar-benar memberikan "paket bantuan ekonomi" semata, karena tidak akan ada future profit yang menanti dari "paket bantuan ekonomi" bagi mereka pada saatnya nanti.
Tolonglah bersifat lebih arif wahai orangtua..

Ah, kalian yang membaca tulisan ini boleh punya pendapat kalian masing-masing. Tapi jangan ceramahi saya dengan kalimat-kalimat normatif yang sudah saya tahu. Kalimat nasehat seperti itu sudah terlalu banyak saya baca di buku-buku akhlak sewaktu sekolah dasar dan rasanya tidak perlu kalian ulang untuk ingatkan kepada saya sekarang. Dan saya  juga tidak meminta kalian bersimpati kepada saya, silahkan berpandangan berbeda dengan saya, saya bukan mereka yang otoriter. Tulisan saya ini karena saya merasa mereka bukan Dewa dan saya bukan kerbau yang harus selalu menurut, kita diciptakan sederajat oleh Tuhan sehingga selayaknya mulai berkaca pada tugas dan peranan masing-masing, bukan malah menempatkan satu lebih rendah daripada yang lain dan berpikir dapat bertindak sewenang-wenang kepadanya.

Seandainya menghapus lemak semudah menghapus dosa pas lebaran

Rabu, 03 November 2010

8 komentar
Pada dasarnya manusia tidak pernah akan merasa puas dalam hidupnya.
Sebagian dari mereka merengek-rengek supaya bisa naik beberapa kilo. Kelompok ini menyebut dirinya Kerempeng.
Sebagiannya lagi meronta-ronta ingin membuang beberapa kilo lemaknya. Kelompok ini menyebut dirinya Gembrot.




Kerempeng dan Gembrot punya satu tujuan yang sama : menjadi ideal.

Memiliki dada bidang, tangan kekar dan perut kotak-kotak adalah impian hampir setiap umat manusia dengan jenis kelamin laki-laki (gak mungkin wanita pengen punya dada bidang kan :p).
Banyak yang membantah dengan bilang "I love myself just the way I am"
Atau dalam bahasa yang lebih sederhana "Gw males usaha"
Ada juga yang bilang "Gendut itu sehat kok"
Atau dalam bahasa lainnya "Gw lebih suka makan daripada olahraga"

Kerempeng dan Gembrot membantah demi harga diri. Berdusta demi kehormatan keluarga.
Seperti kata pepatah, hati orang siapa yang tau?


Punya proporsi badan yang ideal memang bukan perkara mudah. Banyak orang lebih ikhlas bayar mahal buat sedot lemak atau pompa lemak daripada buat nyumbang di kotak amal pas jumatan.
(Padahal siapa tau kalo nyumbang pas Jumatan, pas abis sujud tiba-tiba Tuhan ngerubah badan kita jd kayak Spartan)
Tapi itu cara instant. Dan yang instant tidak pernah sehat.

Jadi gimana caranya?

Case Study :
Sebutlah saja namanya Budi. Budi magang di sebuah agency periklanan di bilangan Blok M selama 3,5 bulan. Di awal magang, Budi berbobot 68 kg, dan pasca magang Budi berbobot 73 kg!
Budi cemas. Budi was-was.
Semua orang menghina-dina Budi. Mencela Budi. Memberinya julukan "tidak punya leher dan dagu".
Budi terluka. Kemudian Budi berkata "Saya akan kurus!"
Hanya dengan sedikit pengaturan porsi dan jenis makanan, serta olahraga rutin 3x seminggu, Budi berhasil menurunkan bobotnya hingga 65 kg dalam sebulan saja.
Budi kembali gembira melihat perutnya mulai melandai.
Bulan depan, Budi berencana turun hingga 60 kg. Dan Budi yakin dia pasti bisa.

Nah dari case study di atas, terlihat bahwa sebenarnya sederhana sekali cara yang harus ditempuh untuk menurunkan bobot kita, dan ataupun menaikkannya (kalo mau menaikkan, ceritanya di balik aja).
Masalahnya sebenarnya adalah niat.
Banyak kaum Gembrot dan Kerempeng yang tidak punya niat yang kuat untuk berubah.
Pengen ideal dengan beli sabuk peramping Osim Slimming Belt (Budi dulu juga pernah beli) yang hasilnya nihil dan malah bikin sembelit. Selalu pengen instant.

Jadi sebenarnya semua itu berawal dari niat.
Setelah niat baru diimplementasikan jadi tindakan dengan olahraga rutin minimal 3x seminggu dan mengurangi porsi makanan terutama yang mengandung karbohidrat.
Istirahat yang cukup juga penting. Jangan percaya mitos "begadang bikin kurus".
Yang bener "begadang bikin masuk angin". (Budi masuk angin soalnya pas suka begadang)

Emang sih seandaikan "ngehapus lemak segampang ngehapus dosa pas lebaran"
sayangnya gak mungkin.
Sekarang tinggal terserah Anda, para kaum Kerempeng dan Gembrot, apakah Anda siap berniat untuk menjadi ideal?



*tokoh Budi sepenuhnya adalah tokoh fiktif. jika ada kemiripan karakter, cerita dan latar belakang maka sepenuhnya adalah ketidaksengajaan.

Small Talk

Jumat, 25 Juni 2010

6 komentar
Joseph Tan, a country advisor (or known as CEO as well) of Lowe Lintas Indonesia, came to my desk few nights ago when I was working on storyline for TVC ad of a beverage product. It rarely occurs, a person with that high position came and have a little chit-chat with an intern like me.

I was sitting with my fellow art director partner, discussing some changes in the latest storyline version when he suddenly came to my desk. First, I wondered what did he wanted to talk about with us, but when he started to talk, that little conversation that we had become something precious for me.

Okay, actually it wasn't a small talk. We were talking for about 30 minutes, sharing all things that we should know about advertising world. I'm gonna share you some of important things that I heard that night.

1. "If you can't be a superstar, and stuck just being good, you can't survive in this industry".
This is the first point that I really remember and caught me into a big question inside my head. "Am I a superstar?".
Yes, Joe (Joseph Tan - Red), told us that if you can't be a superstar then you can't survive in this industry. You will stuck at the age of 40 just become a mid-level copywriter, doing brochures.
That question stuck in my head until today, and also becomes a booster for myself to become more than just a 'good' copywriter, but a 'superstar' copywriter, and I have a faith on myself that I can be more than just a 'good' copywriter and also be more than just a 'superstar' copywriter.
I'll be 'the best' copywriter.

2. "Creativity is a talent."
Joe said that those who works at Lowe is talented people. They have this talent to create something extraordinary with their creativity.
Well, everybody can work at Lowe. Everybody with talent as good as Andrea Billy or Anton Jaya, he said.

3. "If you can't be a Creative Director in top 5 agencies in Indonesia, it's better for you to get yourself another job"
It was a sarcastic words from him, but also a challenge for me. He said that you can measure how good you are by seeing this. If you can't be a CD in top 5 agencies, then you are not fit in advertising world.
Well this words are pretty argumentative, but I take this as a challenge for me to proof it that I can be someone who can fit in the industry by becoming a CD in one of those 5 top agencies.

Well small talk with Joe really boost myself, that I can proof it. I can be more than just good, that I can be the best copywriter in Indonesia.
That cannes lions will announce my name as a gold winner someday.
One day, my name will be on the top list of the creative rank in Asia.
And I will do whatever it takes to learn, how to be the best.
I believe in that.

kata kita kota kutu, kata kamu kotak susu

Kamis, 29 April 2010

1 komentar
What is hidden inside "Lucky Budianto Ardhi"?
Let's play anagram!
Here's how to play this,
I just break those letters from italic words, and form it into new words, one with bold marker :)

1. Inside "Lucky Budianto Ardhi", are hidden these words...

kind  : ramah
hunky : keren
odd : aneh
hick : orang udik (bwahahaha, suitable for me I guess)
balky : keras kepala
unruly : tegar
toil : pekerja keras
lurid : seram
outrun : lebih cepat

2. What comes up when "Lucky Budianto Ardhi" plays with his own "imaginations" and "fantasies"?

it comes up with STUNNING IDEAS!

3. What will happens if "Lucky Budianto Ardhi" gets a "brief" and "insight", and then found an "idea"?

the result is....INCREDIBLE THINGS!

4. And now what will happens if "Lucky Budianto Ardhi" "works" in your "agency" as a "junior copywriter"?

it seems that you will have an AWARD WINNING AD!


*why you should think twice to pick me while you only have one best option? :)

Lucky Budianto Ardhi - Lord of Word!
luckyardhi.multiply.com / luckyardhi@ymail.com

*kalo ada yang bingung cara baca post di atas, jd kata-kata yg di bold dan besar itu adalah susunan huruf dari kata-kata yang di italic dan di assemble ulang jadi kata-kata baru yaitu kata-kata yg di bold tadi. kita lagi main anagram :)

Debu Periklanan (1)

Senin, 19 April 2010

0 komentar
"Advertising is the greatest art form of the 20th century"
-Marshall McLuhan


Mbah McLuhan emang gak salah bilang begini, mungkin kalo dia bisa ngeralat kata-katanya, bakalan ditambahin "20th and 21st century" kali ya.
Iklan-iklan yang ada sekarang-sekarang emang bikin saya merasa menjadi debu periklanan, and I will tell you why!
Inilah alasan mengapa saya menganggap diri saya adalah debu di dunia periklanan,



Ini copywriter-nya dikasih makan apa ya pas bisa sampe bikin iklan kayak begini?



Awareness test yang unik banget, bisa banget dikaitin sama kepedulian pengguna kendaraan bermotor sama pengguna sepeda.



Semua sepakat kalo Tan Hong Ming emang legend deh!



Thanks to Citra Pariwara yang menunjukkan saya si Love Distance ini!



buat mengkampanyekan safety driving  di jepang, disponsorin sama dunlop kalo gak salah



produksinya Saatchi & Saatchi Indonesia, membalik perspektif pake instalasi kotak2 gt, keren! take a box, take away poverty



yang ini bikinannya Hakuhodo Indonesia buat WWF Indonesia, monumen tanah airku!



iklan google yang keren banget di superbowl!

Inilah sejumput iklan yang menurut saya keren, masih banyak iklan-iklan keren lainnya yang nanti saya tunjukkan ke anda-anda semua di post-post berikutnya
Gimana gak merasa diri menjadi debu periklanan kalo ternyata iklan-iklan di luar sana kerennya kayak begini?

Heran deh itu di kepalanya isinya apa ya bisa bikin iklan kayak begitu?
Semoga suatu hari saya bisa lebih hebat dari mereka semua, amiin.

AR Card-nya silahkan, ini gratis dari Mizone..

1 komentar
it's a wrap!

setelah sekitar 18 hari (well, gak 18 hari juga sih sebenernya) berjibaku dengan kerasnya keamanan di carrefour-carrefour yang ada di seluruh penjuru kota, juteknya para eksekutif yang bekerja di perkantoran di pusat kota, sok asiknya para mahasiswa dan angin taifun serta hujan asam (baca : angin dan hujan lebat) di halte komdak, selesai juga pekerjaan saya sebagai AR-Man! Yeah!

Emang apa sih kerjaan gw?

Let me explain
Sebuah agency periklanan dititahkan sebuah tugas mulia oleh Danone Indonesia untuk mengurusi brand activation dari Mizone dengan kampanye berjudul "Bikin badan, pikiran dan semangat ok lagi".
Nah dalam rangka menjalankan tugas mulia itulah, kemudian dicarilah sejumlah orang yang ridho untuk bekerja sebagai kru untuk brand activation tersebut.
Kemudian saya mendaftarkan diri sebagai salah satu kru yang beruntung tersebut dengan jabatan kerja sebagai AR-Man!

Apakah itu AR-Man?

Sebuah teknologi diperkenalkan oleh Mizone yang disebut Augmented Reality.
Penjelasan mengenai augmented reality sebenarnya saya juga agak kurang ngerti, silahkan dilihat di contoh berikut deh yang dibikin sama Esquire Magazine.



Nah intinya Mizone bikin model-model kayak gitu, tapi isinya tips-tips bagaimana supaya bisa bikin badan, pikiran dan semangat ok lagi. Ada senam jari, senam otak dan lain-lain.
Buat demo penggunaannya digunakan lah apa yang disebut AR-Man, yaitu orang yang keliling2 sambil bawa-bawa laptop di dada supaya orang2 bisa nyoba bagaimana menggunakan si augmented reality itu.

Sebenernya kerjaannya sih gak berat-berat amat, tapi yang berat itu laptop yang harus gw bawa-bawa di dada selama kerja, dan cuma boleh dicopot kalau kita lagi istirahat, atau baterenya si laptop abis.
FYI itu laptop lumayan bikin punggung dan leher pegel-pegel, apalagi kalo lagi dapet shift kerja yang lumayan panjang..

inilah yang disebut AR-man (kiri)

Hal yang paling gak asik adalah ketika lo harus berhadapan dengan ketatnya keamanan, birokrasi dan aturan-aturan di carrefour. Berasa masuk istana negara sumpah, hp gak boleh dibawa, kunci mobil gak boleh dibawa, dan lain sebagainya.
I mean, carrefour kan gak jual kunci mobil sama blackberry? Kenapa pake acara gak boleh dibawa segala?
Ditambah lagi selama di carrefour gak bisa duduk samasekali, geez.

Yang gak asik lagi adalah ketika lo harus berhadapan dengan orang-orang kantoran jutek, ya mungkin juteknya karena mereka lagi buru-buru ke kantor. Tapi gak apa-apalah pengalaman.

Kalo di kampus lumayan seru, tempatnya juga bersahabat banget sangat familiar dengan keseharian hahaha, cuma ya ada lah satu-dua mahasiswa sok asik tapi yaa namanya juga mahasiswa, serupa lah dengan kita-kita.

Di halte juga asik, waktu kerjanya less than 2 hours only. Cuma ya gak asiknya adalah karena pusatnya di tengah kota, sehingga harus bermacet-macet ria kesana, belom lagi harus menghadapi kerasnya angin dan lebatnya hujan ditambah asap knalpot yang menggantikan peranan oksigen selama saya disana.

but, overall it was a fun thing to do!

dan yang lebih asiknya lagi adalah, dengan kerja di mizone-mizone itu, dengan segala jam kerjanya yang panjang, capenya bawa-bawa laptop, saya bisa merasakan betapa susahnya cari uang!
bahwa buat dapet uang yang biasa kita buang-buang buat sekali jalan, makan, nonton dan bensin itu susah banget.
hikmah banget bisa akhirnya berempati sama orangtua terhadap apa yang dilakukan oleh mereka selama ini buat kita, bahwa semua itu gak gampang.
saya bener-bener jadi merasakan bahwa cari uang itu susah, dan malu bahwa selama ini suka ribut uang jajan kurang lah, dan lain sebagainya padahal usaha orangtua buat mendapatkan itu semua ternyata gak mudah.

thanks a lot mom and dad!
sekarang saya merasakan betapa susahnya mencari sepeser uang! 

Ketika Ayah Pergi

Senin, 12 April 2010

3 komentar
Pribadi ayah yang keras dan terkadang tempramental seringkali menimbulkan friksi diantara kami. Sering, akhirnya saya yang mengalah, mengingat betapa kerasnya beliau.
Saya mengerti beliau ingin mendidik saya menjadi pribadi yang kuat, tidak manja dan berharap segala sesuatu di dunia ini dapat diperoleh dengan mudah, namun kadang kerasnya beliau membuat justru saya merasa jauh. Jauh dari sosoknya.
Tapi di balik kerasnya beliau, ayah adalah pribadi yang saya kagumi dan sangat saya hormati karena keteguhan beliau, bahkan melawan dunianya di saat dunia berpaling sepenuhnya dari dirinya.
Di saat semua orang berpaling darinya dan memusuhinya, beliau tetap tegar dan menghadapinya sendirian. Tanpa mengeluh, tanpa menyerah.
Dan semua itu membawanya pada suatu pencapaian yang justru lebih baik dari apa yang dulu beliau peroleh sebelum beliau menghadapi dunia yang berpaling memusuhinya.

Saya dan ayah tidak bersama sekian lama, kami tinggal terpisah dan justru semakin merasa dekat beberapa tahun belakangan ini.
Sebelumnya karena beliau tenggelam dalam kesibukannya, jarang ada waktu bagi saya untuk bertemu, pergi atau sekedar bercengkrama selayaknya keluarga pada umumnya. Apalagi ditambah dengan keadaan bahwa beliau dan saya tidak tinggal di satu rumah karena satu dan lain hal.
Beberapa waktu belakangan ini, ayah mendedikasikan diri dan hidupnya untuk saya dan adik saya, melakukan segalanya untuk membuat kami bahagia, meskipun masih sering terselip diantaranya sikap kerasnya yang membuat kami kesal.
Tidak hanya memberi kami materi semata, tapi memberikan perhatian, kasih sayang, teguran bahkan marahnya di kala saya keluar dari jalur hidup yang semestinya, yang akhirnya berkat hal tersebut berhasil membawa saya menjadi seperti sekarang.

Ah teringat bagaimana bahagianya beliau ketika saya berhasil masuk UI.
Wajah beliau dan wajah ibu adalah dua wajah paling bahagia yang pernah saya lihat. Begitu bangganya mereka terhadap saya, dan jika mengingat hal tersebut sekarang, sedih rasanya.
Padahal beberapa waktu sebelumnya saya sempat bertengkar hebat dengan beliau yang pastinya membuat beliau begitu kecewa.
Tapi segalanya seperti terbayar saat saya berhasil masuk UI, dan beliau begitu membanggakan saya ke semua teman-teman dan kerabat beliau.

Dan ketika waktu itu pun tiba, saya dengan setia menemaninya.
Dalam kepala yang ada hanya doa 'biarkan saya mendengar marahnya sekali lagi saja'. begitu sakit rasanya melihat beliau terbaring di rumah sakit dengan segala peralatan untuk menopang detak jantungnya.
Dan ketika akhirnya Tuhan memanggilnya ke hadapan-Nya, maka saya berada di sampingnya dan menemaninya hingga akhir.

Rindu benar rasanya hati ini padamu ayah,
Sudah satu setengah tahun beliau meninggalkan saya, dan saya merasa sangat rindu pada beliau sekarang.
Kadang saya menyesali betapa banyak hal yang belum bisa saya lakukan untuknya, dan betapa sering saya mengecewakan dirinya.
Sungguh ingin sekali kau ada disini sekarang..

Semoga doa untuk ayah bisa kau dengar disana
dan kau mendapatkan tempat terbaik disana.
Di sini aku berjanji akan menjaga ibu dan adik, seperti bagaimana ayah menjaga mereka dulu

*tulisan ini saya buat sebagai ungkapan betapa kangennya saya dengan ayah saya. tiba-tiba berasa kangen sekali, dan sedih mengingatnya, semoga ayah baik-baik dsana :) bagi yang masih memiliki ayah dan ibu, sayangi mereka karena kita gak pernah tahu kapan mereka akan pergi dari kita, jangan sampai hanya bisa menyesali ketika mereka sudah pergi.


Untuk Sahabat..

Kamis, 08 April 2010

2 komentar
A good friend stands for someone whose not only want to be listened, but also want to listen.

Sahabat dimana kalian?
Jauh sekali rasanya dari kalian semua beberapa waktu belakangan ini.
Rasanya lelah mendengar, ingin rasanya sekali-sekali didengar.
Aaah atau jikalau pun saya harus mendengar, bagilah kisah yang mencerahkan hati, jangan hanya datang ketika bahagia itu pergi, dan ketika kau pun tersenyum seketika melupakan sahabatmu ini.

Tidak, saya tidak marah.
Saya hanya merasa gamang dengan keadaan ini. Mereka yang dulu mengaku sahabat seketika hilang.
Muncul di kala mereka membutuhkan saya, tapi di kala bahagia itu datang, maka tidak akan pernah terlintas saya di pikiran kalian.
Lupa bahwa tidak hanya kesedihan yang harus dibagi, tapi juga kebahagiaan. Sederhana tapi sering terlupakan.

Sahabat,
saya tidak ingin diingat dalam kesedihan belaka. Tidak ingin diingat atas apa yang mampu saya berikan dari materi belaka.
tapi saya ingin diingat bahkan dalam kebahagiaan.
ingin diingat dari segala hal imateriil yang mampu diberikan oleh saya, kegembiraan, kesenangan.

Sahabat,
maafkan jika saya mengganggu anda selama ini dengan segala pesan dan pembicaraan yang tidak penting.
mungkin itu yang membuat kalian pergi.
saya mengerti mungkin ketika kalian terganggu dan tidak ingin mendengarkan saya, lalu kalian tidak menanggapi apa yang saya katakan.
saya mengerti.
tapi terlepas dari itu, itu karena saya ingin didengar.
terlepas dari bahagia atau sedihnya hal tersebut.
saya ingin menjadi sahabat yang seutuhnya.

Dan sahabat,
jika kalian membaca tulisan saya ini, ingatlah sahabatmu disini.
sahabatmu yang akan selalu mendengar keluh kesahmu, meskipun terkadang ingin rasanya mendengar kebahagiaanmu. ingin rasanya untuk didengar.

Aku Bicara Perihal Cinta

Sabtu, 27 Maret 2010

0 komentar
Aku Bicara Perihal Cinta

Apabila cinta memberi isyarat kepadamu,
ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.

Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, 

demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.

Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.

Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.

Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.

Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, 

supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, 
dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.

Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.

Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, 

tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis,
tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.

Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, 

sebab cinta, 
pabila dia menilaimu memang pantas, 
mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. 

Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, 
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: 
Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.

Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;

Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;

Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;

Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu.

(Khalil Gibran)

*one of my favorite Khalil Gibran's. A romantic poetry expressed with simple words, but still doesn't feel shallow. and my favorite quote in this poetry is,


"Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu"

New Toy

Jumat, 26 Maret 2010

3 komentar
I am a hobby-less person

Ya, tanpa hobi. Ada sih hobi tapi mostly gak jauh-jauh dari bermalas-malasan seharian, tidur, ngatain orang, dan sejumlah kegiatan negatif lainnya. Kegiatan yang gak berguna.

Mungkin ada sih hobi yang lumayan positif yaitu main musik, namun belakangan ini entah kenapa seperti gak ada greget untuk menekuni hobi yang satu ini. Ditambah lagi progress band saya yang mentok karena salah satu personilnya harus cabut ke Jerman hingga September.

Maka saya mencari, hobi apa yang mau saya tekuni.
Kan gak mungkin di CV ditulis,

Nama   : Lucky Budianto Ardhi
Umur    : 21 tahun
Hobi     : Tidur-tiduran, malas-malasan, ngatain orang, menimbun lemak dengan makan fast food

Mana ada yang mau mempekerjakan saya?

Maka dari itu saya mencari hobi yang positif, sesuatu yang bisa saya tekuni tanpa harus merasa bosan dan dibebani segala kewajiban. Hobi yang bisa saya lakukan sambil belajar dan mudah-mudahan bisa menghasilkan uang juga pada akhirnya.

Tuhan ternyata sayang sama saya, Dia memberikan saya rezeki yang lumayan berlimpah bulan ini sehingga akhirnya saya pun bisa memulai sebuah hobi.

FOTOGRAFI.

Berbekal kamera Canon EOS 450D (yang pada akhirnya membuat saya harus hidup menggembel hingga akhir bulan) dan sebuah lensa standard 18-55mm, saya memulai aksi jeprat-jepret untuk mencoba mempraktekkan hobi baru saya ini.

Siapa tahu nanti ada yang tertarik buat mempekerjakan saya sebagai fotografer freelance :)

Ini sejumput aksi jeprat-jepret perdana dengan objek foto teman-teman di kampus






Thanks buat Sarah Fitrisia, Ardanaga, Ranaditya Alief dan Chyntia Fabella yang udah bersedia jadi model :)
Semoga saya bisa mengembangkan hobi ini ke arah yg lebih baik...

Sharing is Caring

Jumat, 05 Februari 2010

1 komentar


Indonesia memang dianggap sebagai salah satu negara dengan tingkat pembajakan yang 'unacceptable' di dunia, nomor 4 setelah Brazil, China dan India. Ini dikarenakan Indonesia memiliki rate pembajakan mencapai 80% dengan omzet di tahun 2009 kemarin mencapai 4,3 Triliun! Hitungan tersebut didapat berdasarkan kerugian pihak label yang mencapai 3 Triliun dan kerugian kas negara akibat pajak yang hilang mencapai 1,3 Triliun!

Jumlah yang FANTASTIS!

Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) selaku organisasi yang memayungi para label-label besar di Indonesia semacam Sony BMG, Aquarius, EMI dan lain sebagainya tidak tinggal diam menanggapi hal tersebut. Berbagai tindakan pun segera dilakukan dalam rangka meredam tingkat pembajakan yang kian tinggi, salah satunya adalah dengan mendesak Presiden SBY untuk mencanangkan Gerakan Anti Pembajakan.

Tapi apakah akan efektif?

Pelanggaran Hak Cipta di Indonesia sebenarnya telah diatur di Undang-Undang no.19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, dan telah jelas tertulis di pasal 12 ayat 1 bahwa musik dengan atau tanpa teks merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi. Selain itu diperjelas pula pada Bab XIII di Undang-Undang yang sama mengenai ancaman pidana bagi mereka yang dengan sengaja melanggar ketentuan hak cipta yang ada di undang-undang tersebut. Namun sayangnya ketentuan yang ada tidak juga kunjung membuat para pembajak dan pembeli bajakan jera dalam melakukan aksi pembajakan.

Data menunjukkan bahwa sekitar akhir era 90an, anggota ASIRI mencapai sekitar 250 perusahaan rekaman dalam berbagai skala, kini seiring dengan semakin merajalelanya pembajakan di Indonesia, jumlah anggota ASIRI hanya pada kisaran 80 perusahaan rekaman saja, banyak diantara perusahaan rekaman yang ada di Indonesia terpaksa gulung tikar akibat tidak mendapat keuntungan dari penjualan kaset maupun CD. Ini dikarenakan memang banyak label kecil yang dalam perputaran roda ekonominya sangat bergantung pada penjualan hasil produksi rekaman artis yang dibiayainya tersebut. Dengan skala artis yang kecil ditambah lagi dengan pembajakan yang kian menghebat dan tidak pandang bulu (artis kecil pun dibajak), maka berat rasanya bagi label kecil untuk dapat bertahan di tengah derasnya tantangan yang harus mereka hadapi.

Marie Elka Pangestu selaku Menteri Perdagangan pernah membahas mengenai kondisi Industri Musik di Indonesia dalam sebuah tulisan berjudul "Cetak Biru Industri Musik di Indonesia" yang pernah dimuat di Majalah Rolling Stones Indonesia dalam 2 bagian tulisan. Di situ dijelaskan salah satu alasan mengapa pembajakan tumbuh subur di Indonesia adalah dikarenakan pajak yang teramat tinggi yang harus ditanggung oleh Industri Musik, tidak hanya itu adanya aturan pengenaan pajak internasional bagi musisi yang menyanyikan lagu berbahasa asing (meskipun musisi lokal) menambah berat production cost yang harus ditanggung musisi lokal. Inilah yang kemudian mengakibatkan harga CD dan kaset terasa mahal di kantong kita, para penikmat musik di Indonesia.

Lebih lanjut Mendag menekankan mengenai kemudahan yang muncul melalui ICT (Information Communication Technologies) yang mendukung pembajakan. Kemudahan melakukan sharing di Internet semakin menyuburkan pembajakan di Indonesia. Meskipun begitu, ICT juga memiliki sisi positif, salah satunya adalah kemampuannya menyuguhkan media baru dalam memasarkan lagu yaitu lewat RBT, satu-satunya media yang belum sanggup dibajak hingga hari ini, sehingga setidaknya label dan artis bisa sedikit bernapas lega lewat royalti yang mereka peroleh dari operator seluler tersebut.

Dalam tulisannya, Mendag juga turut membagi pengalaman salah satu musisi lokal yaitu Ari Lasso yang menceritakan bagaimana ia membeli sendiri karyanya yang dibajak. Ia mengungkapkan bagaimana ia bisa menemukan 6 versi album The Best of miliknya dengan judul dan komposisi lagu yang berbeda-beda, tergantung pembajaknya.

Meskipun begitu, saya mencoba untuk mengajak kita semua untuk berdiskusi dan melihat soal pembajakan ini dari sudut pandang yang sedikit berbeda.

Data memang menunjukkan bahwa sebagian besar keuntungan industri musik yang harusnya jatuh ke tangan label dan musisi yang bersangkutan akhirnya malah jatuh ke tangan para pembajak yang dengan bebas menggandakan karya cipta orang lain tanpa izin. Namun benarkah artis juga dirugikan dengan adanya pembajakan karya mereka?

Dari segi finansial memang mereka di rugikan di sisi penjualan kaset dan CD, namun kini hidup artis seperti yang diungkapkan oleh Mendag sudah ditopang oleh kehadiran RBT. Ini dibuktikan salah satu musisi lokal kita yaitu Samsons yang berhasil meraup keuntungan dari royalti RBT mereka hingga 21 miliar rupiah! Angka tersebut memang bukan angka bersih yang diterima Samsons, tapi setidaknya penghasilan mereka melalui RBT dapat menutupi kebocoran yang timbul di penjualan CD dan kaset mereka akibat pembajakan.

Dari segi yang lain, promosi misalnya, artis sebenarnya diuntungkan dengan adanya pembajakan karya mereka. Tanpa harus repot-repot mengeluarkan dana untuk promo, lagu-lagu mereka akan dengan mudah sampai di telinga para pendengarnya hingga ke pelosok daerah. Tentunya promo yang begitu derasnya lewat bajakan yang tersebar dimana-mana mendorong tingginya tawaran untuk menggelar konser hingga di pelosok negeri sehingga arus kas dari honor konser mereka pun akan sangat deras.

Hal tersebut dibuktikan dengan patokan honor artis yang luar biasa tinggi. Tentunya harga bisa dipatok tinggi karena demand terhadap mereka juga tinggi. Grup musik ungu misalnya mematok honor 400-500juta/show. Patokan harga yang tinggi juga salah satunya dipengaruhi faktor promosi lagu yang sangat luas dan keampuhannya menjaring penonton, dan ini dipengaruhi tingkat distribusi album bajakan yang bisa hingga ke pelosok negeri.

Dengan begitu, kita dapat sedikit menyimpulkan dampak terbesar dari pembajakan dirasakan oleh pihak label karena minimnya pemasukkan kepada mereka dari CD dan kaset, meskipun mereka juga merasakan cipratan dari pendapatan RBT. Hal tersebut memang sangat meresahkan bagi mereka dan itulah mengapa kampanye stop pembajakan kian didengungkan, semata-mata untuk menyelamatkan industri musik kita dari kehancuran akibat label yang gulung tikar.

Layaknya 2 sisi mata uang, pembajakan memiliki sisi negatif dan positifnya, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Seruan untuk menghentikan pembajakan sebenarnya baik, namun jika sharing is caring dan nyatanya pembajakan tidak merugikan musisi sebagai penghasil karya intelektual, lalu mengapa harus berkata tidak pada pembajakan?



sumber : 
  • blogs.zdnet.com/ITFacts/?p=8613
  • www.kabarbisnis.com/umum/indepth/288272-_2009_omset_pembajakan_musik_capai_4_3_triliun_rupiah
  • www.depdag.go.id
  • www.dewa19.com/forums/daftar-honor-artis-musisi-termahal-di-ina-rcam-t-8872.html

Rumah Dara (Macabre) : Projecteren Onsterfelijk Slang (Serpentif Immortales)

Jumat, 22 Januari 2010

18 komentar
Lesson that I've learned from Rumah Dara (Macabre) :
Don't you ever help strangers! Even if they were hot like Imelda Therine...





Plot cerita yang dibangun oleh Mo Brothers di Rumah Dara sebenarnya cukup sederhana dan umum kita temui di banyak film serupa di Hollywood. Film dengan genre slasher ini pasti akan mengingatkan kita dengan sejumlah judul film-film Hollywood macam Texas Chainsaw Massacre, Saw dan lain sebagainya.

Rumah Dara sendiri merupakan versi panjang dari film Dara yang juga dibesut oleh Mo Brothers. Film Dara sebelumnya merupakan salah satu dari 6 film pendek yang masuk dalam kompilasi Film Takut yang rilis pada tahun 2007 yang lalu.



Hal yang menarik adalah latar belakang pembunuhan yang dilakukan oleh Dara dan anak-anaknya, dan hal tersebut meskipun sangat sedikit disinggung di sepanjang durasi film, menjadi kunci utama untuk memahami latar belakang cerita besutan Mo Brothers ini.




Cerita awalnya sebenarnya cukup sederhana, diawali dengan 6 orang yang berencana pulang dari Bandung ke Jakarta, terpaksa menunda kepulangan mereka saat bertemu dengan Maya (Imelda Therine). Maya yang mengaku dirampok meminta bantuan kepada mereka untuk diantarkan pulang. Mereka berenam pun akhirnya "mampir" untuk mengantarkan Maya pulang ke rumahnya.

Singkat cerita, sesampainya di rumah, Maya pun mengajak keenamnya untuk turun sebentar dan menemui ibunya yang akan membalas kebaikan mereka yang telah mengantarkannya pulang Maya dengan menjamu mereka makan malam. Disitulah mereka akhirnya berkenalan dengan ibunda dari Maya, Dara (Shareefa Daanish), dan kakaknya, Adam (Arifin C. Putra).

Namun, jamuan makan malam itu malah berbuah petaka. Setelah mereka semua menyantap makan malam, mereka mulai merasakan keanehan, dan seketika itu pula pembantaian dimulai. Mereka dibantai satu per satu dengan cara yang sadis dan kejam, banjir darah pun terjadi malam itu.

Malam itu, semua tidak akan baik-baik saja.

Setelah menyaksikan film Rumah Dara, masih tersimpan sejumlah pertanyaan mengenai latar belakang pembunuhan yang ternyata merupakan twist yang cukup menarik di film ini seperti saya sebutkan di atas. Penjelasan mengenai mengapa pembantaian tersebut dilakukan sangat sedikit di film itu, saya pun akhirnya mencari informasi mengenai latar belakang tersebut.

Bagi yang sudah menyaksikan Rumah Dara mungkin kita akan ingat bagian dimana polisi datang ke Rumah Dara dan tanpa sengaja menyalakan proyektor tua dan melihat foto para anggota keluarga di rumah tersebut dan melihat keterangan tahun foto tersebut yang cukup aneh, misalnya Dara 1889, Alam 1917 dan lain sebagainya. Tentunya kita bertanya-tanya, mana mungkin Dara yang seharusnya sudah berusia lebih dari seratus tahun itu masih bisa nampak begitu muda?

Kita mungkin ingat bahwa di bagian awal dari film yang muncul di proyektor tersebut tertulis tulisan "Projecteren Onsterfelijk Slang" atau yang kalau diartikan ke bahasa Indonesia dengan artian yang seadanya adalah "Memproyeksikan Ular Abadi". Kalau mungkin kita masih bingung, bisa juga dilihat webnya www.rumahdara.com/flash/home.html yang pada loading screen-nya ada gambar ular yang membentuk lingkaran dengan tulisan "Serpentif Immortales".




Saya pun mencari informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut dan menemukan fakta yang cukup menarik di www.unique-design.net/library/myth/serpent.html dan www.piney.com/serpentworship.html bahwa lambang yang ada di website Rumah Dara tersebut adalah lambang Ouroboros yang merupakan lambang ular sebagai simbolisasi keabadian, dimana the end is my beginning. Jika dikaitkan dengan Rumah Dara, maka dapat diartikan bahwa Dara dan anak-anaknya mengkonsumsi daging para korbannya agar tetap dapat hidup abadi.

Ini bagian yang cukup menarik yang menurut saya sangat disayangkan tidak begitu diekspos di film Rumah Dara itu sendiri, yang tentunya akan menambah rasa mencekam dari film tersebut. Pemujaan Dara terhadap Ular Abadi tersebut saya simpulkan sebagai alasan dibalik pembantaian dan bagaimana mereka berempat dapat hidup abadi. Sayang sekali ya penjelasan mengenai ini hanya muncul beberapa saat saja di pertengahan film.

Namun overall Rumah Dara merupakan salah satu film Indonesia yang luar biasa bagus! Efek visual yang dibuat oleh Infinite Frameworks luar biasa! Menambah rasa ngeri dari film ini, dan setting yang dibangun, dari latar belakang tempat, wardrobe dan make up semuanya luar biasa! Ceritanya lumayan unik untuk ukuran film Indonesia, dan ini adalah salah satu film yg saya sangat rekomendasikan untuk ditonton :)

Average = less attention

Selasa, 19 Januari 2010

9 komentar
Mungkin sudah cukup terlambat ya buat saya membahas topik yang mungkin beberapa minggu belakangan lumayan hangat dan ramai dibicarakan di berbagai macam situs jejaring sosial. Sebuah topik yang sebenarnya tidak begitu penting-penting amat untuk dibahas, tapi ya mungkin kalo gak dibahas uneg-uneg dalam hati yang kesal, muak, jijik, heran dan bingung gak bisa dikeluarkan juga, jadi akhirnya jejaring sosial dipakai sebagai alat pemuas segala komentar-komentar miring tentang topik ini.

Ya, benar sekali topik yang saya bahas adalah iklan Tori Cheese Crackers!

Untuk yang lupa atau belum tahu wujud iklannya, berikut sekilas iklannya



Dari iklan yang punya durasi hanya sekitar 15 detik ini dan berisi full repetisi dari nama produknya, kemudian memancing berbagai nada miring, menghujat bahkan ada yang mengaitkannya sebagai bentuk plagiarisme terhadap salah satu karya iklan di luar negeri (sumber : thread kaskus)

First Impression saya melihat iklan ini adalah,
"Iklan macam apa ini? Murahan amat.."

Dan itu merupakan opini yang serupa diucapkan oleh ribuan, puluhan ribu atau malah jutaan masyarakat Indonesia lainnya yang juga melihat iklan ini di televisi.

But, wait...

Did I say millions of people?


Wow! Kalau begitu, terlepas dari seberapa murahannya iklan ini, objective dasar yaitu meningkatkan awareness masyarakat terhadap keberadaan produk ini sebenarnya sudah cukup berhasil. Terlepas bagaimana orang-orang menanggapinya, baik menghujat ataupun memuji, iklan ini berhasil menyadarkan masyarakat bahwa di pasaran sana ada sebuah produk bernama "Tori Cheese Crackers"!

Ini juga ditambah dengan strategi yang digunakan yaitu repetisi nama produk di sepanjang durasi iklan, yang tentunya akan menambah keampuhan iklan ini menanamkan image produknya di kepala konsumen yang menyaksikan iklan ini.

Sebenarnya bisa saja ini merupakan strategi si pembuat iklan dalam membangun awareness para konsumennya terhadap produk "Tori Cheese Crackers". Di tengah gempuran iklan (televisi utamanya) yang demikian banyak per harinya, tentunya sedikit sekali iklan yang akan benar-benar diingat oleh para konsumen yang menyaksikan iklan di televisi. Hanya akan ada 2 jenis iklan yang diingat oleh para konsumen, yaitu iklan yang luar biasa bagus, dan iklan yang luar biasa jelek.

Membuat iklan yang luar biasa bagus merupakan pekerjaan yang luar biasa sulit, banyak orang yang terjebak dalam usahanya sendiri dan kemudian akhirnya hanya bisa membuat iklan yang average yang tentunya juga seperti saya bilang sebelumnya, get less attention. Untuk itulah sebenarnya strategi membuat iklan yang luar biasa jelek seperti yang ada di iklan "Tori Cheese Crackers" bisa menjadi strategi yang ampuh dalam menjaring awareness dari khalayak yang menonton iklan. Karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya, hanya iklan yang luar biasa bagus dan luar biasa jelek yang diingat oleh khalayak, iklan yang dalam level average akan dilupakan begitu saja.

Kita mungkin ingat dengan kasus serupa beberapa waktu yang lalu, yaitu kasus iklan "Roncar" dan "Tje Fuk" yang sama-sama ramai dibicarakan, dihina dan dihujat di berbagai media jejaring sosial karena dinilai "sangat jelek". Namun harus diakui iklan-iklan tersebut bahkan masih membekas hingga sekarang. Terlepas dari apakah kemudian iklan tersebut ampuh dalam mendongkrak tingkat penjualan, tapi dalam soal penanaman brand image dan awareness dari khalayak, iklan-iklan tersebut sangat ampuh, buktinya kita pasti masih mengingat bagaimana kakunya talent yang dipakai dalam Iklan Roncar, dan betapa standarnya jalan cerita iklan yang dibuat.





Strategi seperti yang digunakan oleh "Tori Cheese Cracker" saya rasa sah-sah saja, toh iklan memang dibuat untuk menarik perhatian khalayak dalam mempromosikan produk, dan pembuat iklan tidak selamanya award-minded. Kebutuhan pemasaran produk yang dibatasi oleh budget tertentu mendorong para pekerja iklan untuk kreatif dalam memasarkan produk yang ada, dan mungkin cara inilah salah satu yang paling ampuh.

1 year from now..

0 komentar
I'm not ready yet to be an adult, gosh!

Ya itulah yang saya rasakan ketika perlahan-lahan membaca dengan seksama jajaran transkrip mata kuliah sisa yang harus saya selesaikan di semester 6 dan semester 7. Dari total 144 sks yang harus dituntaskan para akademisi muda S1, saya sudah menyelesaikan 114 sks, yang berarti kurang 30 sks lagi untuk membawa gelar S.Sos di belakang nama saya. Semester 6 ini, saya akan menyelesaikan 21 sks, yang berarti pada semester 7 besok tinggal melunasi 1 mata kuliah yang bernilai 3 sks dan skripsi yang bernilai 6 sks dan kemudian...

berpindahlah saya menjadi orang dewasa yang seutuhnya..

dimana tidak ada lagi hambur-hambur uang seenaknya (karena setiap perak yang dikeluarkan adalah hasil keringat sendiri)
dimana tidak ada lagi bisa bangun siang dan telat sesuka hati (karena bisa dipecat kalau perangainya begini)
dimana tidak ada lagi acara nongkrong-nongkrong pulang kuliah (karena pulang kerja pasti capek dan langsung tidur, belum lagi ditambah tumpukan deadline pekerjaan dan keharusan menghadapi traffic yang menggila setiap hari)

dan ini semua pun belum lagi ditambah ketakutan yang paling membuat sengsara :
BAGAIMANA KALO SAYA TIDAK DAPAT PEKERJAAN??

kenapa ya belakangan ini hidup jadi terasa cepat sekali?
sepertinya baru kemarin euphoria berjaket kuning saya rasakan, dimana saya turut berperan serta menggaungkan lagu genderang UI di balairung sambil memakai jaket kuning kebanggaan saya (yang sekarang malah sudah hilang entah kemana, ironis...)
sepertinya baru kemarin saya mengambil mata kuliah pengantar ilmu komunikasi
sepertinya baru kemarin saya berkumpul dengan teman-teman untuk rapat angkatan di danau UI

dan sekarang, sudah tinggal beberapa langkah lagi dan itu semua akan jadi kenangan...

2 semester lagi dan saya akan menjadi manusia yang bertanggung jawab pada hidup saya seutuhnya, manusia dewasa yang seutuhnya.
sejujurnya saya belum siap untuk itu, masih ingin rasanya menghabiskan waktu bersantai-santai dan menikmati segala kemudahan sebagai seorang 'anak-anak', tapi rasanya semua itu tak terelakkan juga, toh pada akhirnya waktu itu akan datang, cepat atau lambat.

saya punya waktu kurang dari 1 tahun untuk menyelesaikan masa bermain saya.
saya punya waktu kurang dari 1 tahun untuk menuntaskan studi saya.
dan saya punya waktu kurang dari 1 tahun untuk menjadi dewasa.

semoga saya siap pada waktunya!
1 year countdown starts from now...