Kalo mau belajar branding, belajarlah dengan orang yang pertama kali membranding rokok.
Kenapa begitu? Alasannya sederhana, sebab rokok adalah sebuah produk branding yang paling sukses yang pernah ada di dunia. Tidak ada tandingannya. Sebegitu hebatnya branding pada rokok, bahkan hingga generasi berganti, image yang coba dibangun di masa itu terus tertanam hingga sekarang, bahkan berkembang. Hebatnya, tidak berhenti di situ, di tengah badai yang mencoba untuk mematahkan image yang ada, image yang dibentuk tetap bertahan hingga sekarang. Luar biasa.
Apa maksudnya? Mari kita bedah sedikit.
Semua data medis membuktikan jika rokok atas dasar alasan apapun memiliki efek kesehatan yang fatal bagi konsumennya. Lebih fatalnya lagi, menunjukkan bahwa menurunkan possibilitas orang untuk memiliki umur panjang karena begitu banyaknya racun yang ada di dalamnya. Tidak tanggung-tanggung, buktinya pun sudah jutaan, puluhan juta atau bahkan ratusan juta orang yang akhirnya harus meregang nyawa akibat penyakit yang dibawa oleh racun-racun dalam rokok.
Herannya, konsumen rokok tidak juga berkurang dari waktu ke waktu, malah selalu bertambah. Orang tidak segan-segan mengeluarkan puluhan ribu untuk mengkonsumsi racun. Bukankah itu menarik?
Menurut saya inilah bukti betapa efektifitasnya suatu branding dan kampanye periklanan berjalan, dimana persepsi yang didukung oleh fakta-fakta yg faktual di lapangan dan data-data medis yang akurat berhasil ditepis dengan sebuah kampanye periklanan dan branding yang efektif mengenainya. Menurut saya mereka lah dewa dari dewa periklanan sepanjang masa.
Sayangnya sampai sekarang saya belum bisa menemukan siapakah mereka.
Tapi di akhir kata, melihat dari kasus ini dapat kita simpulkan bahwa sebuah kampanye periklanan yang efektif dan ampuh adalah sebuah kampanye periklanan yang tidak hanya dapat memberikan pola komunikasi secara menarik, namun dapat memberikan nilai tambah yang begitu besar sehingga orang tidak sanggup untuk berkata tidak terhadap produk kita, meskipun data yang ada berkata lain. Inilah sebuah kampanye periklanan yang efektif dimana para khalayak berhasil dihipnotis oleh image yang kita bangun, bukan hanya sekedar berindah-indahan di crafting dan ide saja, namun bisa menyentuh sisi paling emosional dari diri mereka sehingga sulit bagi mereka untuk berkata tidak terhadap produk apapun yang kita tawarkan, sesampah dan sejelek apapun produk itu. Lihatlah rokok, racun yang kemudian berhasil dijual ke milyaran orang di muka bumi. Fantastis!
Sebagai orang yang bekerja di periklanan melihat betapa kuatnya branding rokok, kita harusnya tertantang untuk bisa membuat hal semacam itu. Bukan, rokok tidak pernah berusaha membohongi konsumen, lihatlah bahwa di packaging dan iklannya saja ada peringatan tentang bahayanya yang tertulis dengan jelas, namun rokok memberikan perspektif yang berbeda tentang bagaimana suatu produk harusnya dilihat. Rokok berhasil diberikan added value yang luar biasa sehingga mereka bisa menggantikan image racun yang selama ini tertanam.
Kalo racun saja bisa dijual, kenapa produk lain yang bukan racun tidak sanggup kita kemas sebaik itu?
1176: The superpower called gratitude.
2 tahun yang lalu