Average = less attention

Selasa, 19 Januari 2010

Mungkin sudah cukup terlambat ya buat saya membahas topik yang mungkin beberapa minggu belakangan lumayan hangat dan ramai dibicarakan di berbagai macam situs jejaring sosial. Sebuah topik yang sebenarnya tidak begitu penting-penting amat untuk dibahas, tapi ya mungkin kalo gak dibahas uneg-uneg dalam hati yang kesal, muak, jijik, heran dan bingung gak bisa dikeluarkan juga, jadi akhirnya jejaring sosial dipakai sebagai alat pemuas segala komentar-komentar miring tentang topik ini.

Ya, benar sekali topik yang saya bahas adalah iklan Tori Cheese Crackers!

Untuk yang lupa atau belum tahu wujud iklannya, berikut sekilas iklannya



Dari iklan yang punya durasi hanya sekitar 15 detik ini dan berisi full repetisi dari nama produknya, kemudian memancing berbagai nada miring, menghujat bahkan ada yang mengaitkannya sebagai bentuk plagiarisme terhadap salah satu karya iklan di luar negeri (sumber : thread kaskus)

First Impression saya melihat iklan ini adalah,
"Iklan macam apa ini? Murahan amat.."

Dan itu merupakan opini yang serupa diucapkan oleh ribuan, puluhan ribu atau malah jutaan masyarakat Indonesia lainnya yang juga melihat iklan ini di televisi.

But, wait...

Did I say millions of people?


Wow! Kalau begitu, terlepas dari seberapa murahannya iklan ini, objective dasar yaitu meningkatkan awareness masyarakat terhadap keberadaan produk ini sebenarnya sudah cukup berhasil. Terlepas bagaimana orang-orang menanggapinya, baik menghujat ataupun memuji, iklan ini berhasil menyadarkan masyarakat bahwa di pasaran sana ada sebuah produk bernama "Tori Cheese Crackers"!

Ini juga ditambah dengan strategi yang digunakan yaitu repetisi nama produk di sepanjang durasi iklan, yang tentunya akan menambah keampuhan iklan ini menanamkan image produknya di kepala konsumen yang menyaksikan iklan ini.

Sebenarnya bisa saja ini merupakan strategi si pembuat iklan dalam membangun awareness para konsumennya terhadap produk "Tori Cheese Crackers". Di tengah gempuran iklan (televisi utamanya) yang demikian banyak per harinya, tentunya sedikit sekali iklan yang akan benar-benar diingat oleh para konsumen yang menyaksikan iklan di televisi. Hanya akan ada 2 jenis iklan yang diingat oleh para konsumen, yaitu iklan yang luar biasa bagus, dan iklan yang luar biasa jelek.

Membuat iklan yang luar biasa bagus merupakan pekerjaan yang luar biasa sulit, banyak orang yang terjebak dalam usahanya sendiri dan kemudian akhirnya hanya bisa membuat iklan yang average yang tentunya juga seperti saya bilang sebelumnya, get less attention. Untuk itulah sebenarnya strategi membuat iklan yang luar biasa jelek seperti yang ada di iklan "Tori Cheese Crackers" bisa menjadi strategi yang ampuh dalam menjaring awareness dari khalayak yang menonton iklan. Karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya, hanya iklan yang luar biasa bagus dan luar biasa jelek yang diingat oleh khalayak, iklan yang dalam level average akan dilupakan begitu saja.

Kita mungkin ingat dengan kasus serupa beberapa waktu yang lalu, yaitu kasus iklan "Roncar" dan "Tje Fuk" yang sama-sama ramai dibicarakan, dihina dan dihujat di berbagai media jejaring sosial karena dinilai "sangat jelek". Namun harus diakui iklan-iklan tersebut bahkan masih membekas hingga sekarang. Terlepas dari apakah kemudian iklan tersebut ampuh dalam mendongkrak tingkat penjualan, tapi dalam soal penanaman brand image dan awareness dari khalayak, iklan-iklan tersebut sangat ampuh, buktinya kita pasti masih mengingat bagaimana kakunya talent yang dipakai dalam Iklan Roncar, dan betapa standarnya jalan cerita iklan yang dibuat.





Strategi seperti yang digunakan oleh "Tori Cheese Cracker" saya rasa sah-sah saja, toh iklan memang dibuat untuk menarik perhatian khalayak dalam mempromosikan produk, dan pembuat iklan tidak selamanya award-minded. Kebutuhan pemasaran produk yang dibatasi oleh budget tertentu mendorong para pekerja iklan untuk kreatif dalam memasarkan produk yang ada, dan mungkin cara inilah salah satu yang paling ampuh.

9 komentar:

Lucky mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Nien mengatakan...

gw uda liat tuh di kaskus, si tori itu njiplak plak iklan jepang kan? tau gw, kalo di jepang tuh pake sumo, dan emang ada gerakan yang kaya gitu, trus bintang iklannya tuh idol Aya Matsuura. jadinya sih bagus aja soalnya make sense iklannya. hahah. yang ini emang jeleg abis. tapi gw kok blom pernah liat di tipi apa karena gw nonton lappie doang ya?

kalo roncar kata siapa gitu target marketingnya emang menengah kebawah, jadi buat kita (yang merasa) menengah keatas ngeliatnya kaya iklan sampaaahee jelek banget. tapi katanya laku loh roncar karena yang beli ya itu target marketingnya, not us :)

Lucky mengatakan...

hahahaha frekuensi tayang iklan ini emg lumayan jarang nien, itulah yang bikin hebat menurut gw, dengan frekuensi yang minim tp bisa menarik segitu banyak perhatian masyarakat, yaaa terlepas dari apakah perhatian itu menghujat atau memuji tapi iklan ini hebat juga lho bisa narik segitu banyak attention hehehe.

Resti mengatakan...

well, u've got a point. me particularly, so aware of that product everytime i see jiggling thighs, all i remember is 'Tori Cheese Crackers'. S-U-X.

lagian, emang ironisnya org2 Indo mesti dikasih sajian visualisasi yg norak gitu sih baru bisa aware. film Avatar ala TPI aja langsung bs eksis di episode pertamanya kan? iklan yg kelas2 medieval ky iklan Philips, atau minyak goreng Sania, atau any other else justru lebih cenderung gampang dilupain drpd iklan noraknya Maspion Group yg jadul itu. nasih hidup di negara dunia ketiga, kayanya :)

Resti mengatakan...

i meant nasib*

Lucky Budianto Ardhi mengatakan...

hahaha iya banget tuh, keliatannya emg harus pake iklan2 yang norak supaya aware, karena emg orang Indonesia butuhnya bahan bwt hinaan dan hujatan.

ya mudah2an seiring dengan lahirnya para pengiklan muda dari komunikasi UI bisa merubah hal itu hahahaha.

Unknown mengatakan...

oke, jadi pembuat iklan ini kreatif dalam pemasaran, bukan pembuatan iklan, begitu?

Resti mengatakan...

amin, bo. supaya ntar para jurnalis bisa dapet bahan berita yg qualified juga. hahahahahaha

Lucky mengatakan...

@ekky
David Ogilvy pernah bilang "it's not creative when it's not sell", dan memang tujuan dari iklan adalah memasarkan produk. Kalo memang dengan membuat iklan yg jelek banget tapi bisa mencapai objective yg diharapkan, sah-sah aja. Toh gak semua pembuat iklan award-minded. Mungkin ini bentuk kreativitas mereka dalam membuat iklan krn basicallya tujuan iklan adalah membangun brand awareness dr masyarakat, buat mereka mungkin untuk apa membuat iklan yg bagus tp gak mencapai tujuan yg diinginkan dan malah dilupakan? Lebih baik bikin yg kayak gini hehehehe.

Posting Komentar